Perjalanan itu akan terus berlangsung kawan, entah dimana jalan itu akan berakhir. Terkadang jejak itu terhapus angin yang membawa debu, terkadang oleh hujan yang menyegarkan. Hanya saja kita harus menentukan kapan waktu untuk berhenti dan kapan waktu untuk berdiri

Gunung, Pasak yang Mencengkram Bumi

"Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu," (QS. An-Nahl: 15)


Apa yang terpikir oleh kita saat melihat gunung? Gunung bisa jadi menjadi representasi pemandangan yang indah. Saking indahnya, setiap anak kecil - termasuk kita dulu pasti akan menggambar gunung ketika disuruh menggambar pemandangan.

Gunung juga menyimpan misteri tersendiri. Di dalamnya terdapat dapur magma yang siap keluar jika mendapat tekanan cukup. Hingga terjadilah letusan gunung yang bisa menimbulkan bencana yang menimbulkan korban jiwa.

Namun, apakah ketiadaan gunung akan menghilangkan bencana alam, dan menjadikannya lebih aman untuk dihuni? Fakta menunjukkan sebaliknya. Bumi yang rata akibat ketiadaan gunung ternyata justru akan menghancurkan segala yang ada.

Lapisan terluar bumi disebut kerak bumi, tempat kita sehari-hari berjalan dan membangun rumah dengan aman. Dan kerak bumi ternyata tidak diam alias bergerak di atas suatu lapisan lain yang dinamakan mantle (jaket), yang lebih padat dari kerak bumi. Jika tidak ada perangkat yang mengendalikan pergerakan kerak bumi ini, maka goncangan dan gempa terus-menerus akan terjadi di bumi. Dan bumi akan menjadi tempat yang benar-benar tak dapat dihuni.

Keberadaan gunung-gunung dan struktur perpanjangannya yang menghujam jauh ke dalam bumi berperan besar mengurangi pergerakan lapisan di bawah permukaan tanah, sehingga mencegah atau memperkecil goncangan yang diakibatkannya. Gunung terbentuk akibat pergerakan dan tubrukan antar lempengan raksasa yang membentuk lapisan kerak bumi. Ketika dua lempengan saling bertubrukan, salah satunya biasanya akan menerobos di bawah lempengan saling bertubrukan, salah satunya biasanya akan menerobos di bawah lempengan yang kedua. Lempengan kedua yang berada bagian atas terdorong ke atas sehingga membentuk punggung gunung. Pada saat bersamaan, lempengan yang berada di bawah terus menembus, menghujam ke bawah, dan membentuk perpanjangan yang jauh ke dalam bumi. Bagian ini sama besarnya dengan punggung gunung yang tampak menjulang tinggi di atas permukaan bumi. Gunung seolah tertancap dan mengakar kokoh pada bagian kerak bumi yang disebut mantle (jaket).

Dengan cara ini, gunung mencegah kerak bumi bergerak atau bergeser secara terus-menerus di atas lapisan magma atau di antara lapisan-lapisannya. Mungkin kita dapat menyamakan gunung sebagaimana paku atau pasak yang menancap dan mencengkeram lembaran-lembaran papan kayu dengan erat dan kokoh. Kerak bumi yang bersifat mudah bergerak ini diredam oleh gunung, sehingga mampu mencegah guncangan hingga batas tertentu.

Sumber : Majalah Ar-risalah, Edisi 79
Label: edit post
0 Responses

Posting Komentar