Perjalanan itu akan terus berlangsung kawan, entah dimana jalan itu akan berakhir. Terkadang jejak itu terhapus angin yang membawa debu, terkadang oleh hujan yang menyegarkan. Hanya saja kita harus menentukan kapan waktu untuk berhenti dan kapan waktu untuk berdiri

Perlengkapan Perjalanan

PERLENGKAPAN PERJALANAN
Terdiri dari :
1. Perlengkapan Dasar
2. Perlengkapan Tambahan
3. Perlengkapan Khusus

PERLENGKAPAN DASAR, diantaranya adalah : sepatu, kaos kaki, celana dan pakaian jalan, jas hujan / rain coat, topi lapangan, sarung tangan, ikat pinggang, rucksack / carrier / ransel, kantung tidur / sleeping bag, matras / alas tidur, peralatan navigasi, senter, peluit dan pisau.
Dalam memilih perlengkapan dasar, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Sepatu

  • Pilih sepatu yang nyaman, tangguh, dapat melindungi dan cocok dengan aktivitas yang akan dilakukan. Bentuknya harus sesuai dengan ukuran kaki si pemakai. Sepatu yang baik harus menguntungkan bagi si pemakai dan kuat untuk pemakaian medan yang berat
  • Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu yang melindungi alas kaki sampai mata kaki (melindungi sendi dan ujung jari kaki), dapat mencengkram pada permukaan licin dan tangguh di medan bebatuan, berkulit tebal, tidak mudah sobek apabila terkena duri dan bagian dalamnya lunak, serta masih memberikan ruang gerak bagi kaki. Bagian depannya harus keras, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terantuk batu (tidak dianjurkan memakai sepatu pekerja tambang yang pada bagian depannya teramat keras karena memakai besi, selain berat, juga akan merusak jari kaki karena adanya perubahan suhu).
  • Bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku, bentuknya biasanya bergerigi dengan dua arah, yang satu arahnya ke depan, berguna untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan yang mendaki, yang satunya lagi mengarah ke belakang berguna untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan menurun.
  • Ada lubang ventilasi yang bersekat halus, untuk memberikan nafas pada kulit telapak kaki.
  • Sepatu TNI cukup baik untuk digunakan, tetapi bagian sampingnya harus dimodifikasi dengan membuat semacam ventilasi, diberikan alas tambahan (insoles) berupa nylon tipis yang membuat lapisan udara antara kulit kaki dengan alas sepatu, sehingga sepatu nyaman dipakai tanpa dan tidak menjadi berat saat basah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

  • Lecet, walaupun hanya luka kecil, namun sangat mengganggu perjalanan. Penyebab lecet mungkin karena sepatu yang kita gunakan kurang cocok (terlalu longgar atau sempit), kaos kaki kurang tebal ataupun sepatu yang kita kenakan masih baru dimana kulitnya masih tebal dan keras. Untuk itu peliharalah kaki kita dengan baik, sering-seringlah kita buka sepatu dan kontrol kaki, peliharalah kebersihan kaos kaki (usahakan kaos kaki kita tetap dalam keadaan kering). Yang penting kita harus mengenal sepatu yang akan kita pakai. Sepatu yang kita gunakan akan lebih baik lagi apabila telah sering kita pakai (yang masih laik pakai tentunya).
  • Bersihkan kaos kaki, sepatu dan perlengkapan sepatu kita sesering mungkin.
  • Jangan mengeringkan sepatu pada panas yang ekstrim (misalnya di dekat tungku api atau pada terik sinar matahari).
  • Semirlah sepatu sewaktu-waktu dan olesi dengan semacam grease (minyak semir), agar kulitnya tetap lembut dan benangnya tidak cepat lapuk.

2. Kaos Kaki
Yang harus diperhatikan : kaos kaki harus menyerap keringat.

Kaos kaki berguna untuk :

  • Melindungi kulit kaki dari pergesekkan langsung dengan kulit sepatu atau bagian sepatu yang memungkinkan akan menimbulkan lecet / luka.
  • Menjaga agar telapak kaki tetap dapat bernafas
  • Menjaga agar kaki tetap hangat pada daerah-daerah dingin

Untuk keperluan di atas, bahan kaos kaki sebaiknya terbuat dari katun asli atau katun campuran wool atau bahan sintesis lainnya yang cukup baik. Kaos kaki yang kita bawa harus disesuaikan dengan kebutuhannya, misalnya : tebalnya, panjangnya dan jumlahnya, karena mungkin kita perlu memakai lebih dari satu pasang kaos kaki. Yang paling penting adalah kita harus selalu memakai kaos kaki kering. Dalam setiap perjalanan, dianjurkan untuk selalu membawa kaos kaki cadangan. Untuk perjalanan lama yang menempuh daerah dingin, sebaiknya menggunakan kaos kaki dua lapis, bagian dalam menggunakan kaos kaki dari bahan katun sedangkan bagian luar menggunakan kaos kaki dari bahan wool.

3. Celana jalan

  • Kuat dan lembut (tidak keras)
  • Ringan
  • Tidak mengganggu gerakan kaki, artinya jahitan cukup longgar
  • Praktis
  • Terbuat dari bahan yang menyekat keringat
  • Mudah kering, apabila basah tidak menambah berat

Untuk keperluan di atas, bahan celana sebaiknya terbuat dari katun yang cukup baik, tidak terlalu tebal, tahan duri dan mudah kering. Contoh yang terbaik untuk jenis ini adalah celana PDL (pakaian dinas lapangan) militer atau celana loreng tentara. Bahan dari jeans sangat tidak dianjurkan, karena selain berat dan kaku, juga susah kering apabila basah terkena hujan. Pilihlah celana yang memakai ritsluiting untuk mengurangi kemungkinan pacet masuk.

4. Pakaian Jalan

  • Melindungi tubuh dari kondisi sekitar
  • Kuat
  • Ringan
  • Tidak mengganggu pergerakkan
  • Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
  • Praktis
  • Mudah kering

Pada prinsipnya, pakaian jalan hampir sama dengan celana jalan, hanya yang perlu diperhatikan adalah saku-saku yang ada pada pakaian jalan, tidak mengganggu apabila diisi dan tertekan ransel. Bahannya sebaiknya memakai kain yang terbuat dari katun atau wool, bertangan panjang untuk melindungi kemungkinan tertusuk duri, sengatan matahari maupun binatang berbisa. Seringkali orang mempunyai pemikiran yang salah, misalnya untuk penyusuran pantai mereka memakai pakaian lengan pendek atau baju tanpa lengan, padahal itu tidak baik, karena sinar matahari akan langsung menyengat kulit, sehingga kulit menjadi rusak. Yang perlu diperhatikan lagi adalah pakaian yang kita kenakan harus selalu kering, terutama saat kita akan tidur, untuk itu sangat dianjurkan membawa pakaian cadangan.

5. Jas hujan / rain coat
Jas hujan yang paling ideal adalah yang tahan air dan angin, tetapi dapat mengeluarkan panas tubuh atau keringat, sehingga nyaman saat memakainya.

6. Topi Lapangan

  • Melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat duri
  • Melindungi bagian kepala dari curahan hujan, terutama kepala bagian belakang
  • Topi yang akan kita kenakan harus kuat dan tidak mudah sobek

Untuk keperluan di atas, terutama untuk medan gunung hutan sangat dianjurkan memakai topi rimba atau semacam topi jepang (yang menutup telinga dan leher). Topi rimba / topi jepang selain melindungi kepala kita dari kemungkinan cedera akibat duri, juga melindungi bagian belakang kepala kita dari curahan air hujan.
Memakai topi yang terlalu lebar sangat tidak dianjurkan, selain akan menghalangi gerak, juga kurang praktis. Topi jenis koboi cocok jika dipakai di padang rumput atau daerah yang tidak terlalu banyak semak.

7. Sarung Tangan

  • Sebaiknya terbuat dari kulit
  • Bentuknya sesuai dengan tangan kita
  • Tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan kita

Untuk medan gunung hutan, sarung tangan berguna melindungi tangan dari kemungkinan tertusuk duri dan dari cedera akibat terkena daun-daun yang berbahaya (daun pulus, dll) atau binatang-binatang kecil yang akan membuat tangan kita gatal. Sarung tangan wool dipilih untuk perlindungan pada cuaca dingin.

8. Ikat Pinggang


Pilihlah yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala tidak terlalu besar tetapi teguh, misalnya dari kulit yang tebal tapi lembut atau dari bahan sintetis lainnya. Kegunaan ikat pinggang selain untuk menjaga celana kita supaya tidak melorot, juga untuk mengaitkan alat-alat yang perlu cepat terjangkau seperti pisau, tempat air minum, tempat P3K, dll.

9. Ransel / Carrier / Rucksacks


  • Ringan, sejauh mungkin tidak merupakan tambahan beban yang berlebihan (bayangkan apabila berat ransel kosong kita 8 kg), terbuat dari bahan yang water proof, sehingga kalau hujan tidak bertambah berat, cukup melindungi isi ransel walaupun tetap harus diberikan perlindungan ekstra dengan cara menggunakan kantung-kantung plastik untuk melindungi perlengkapan peka, seperti pakaian tidur, alat tulis, makanan kering, dll.
  • Kuat, harus mampu membawa beban kita dengan aman, berdaya tahan tinggi, tidak mudah sobek, jahitannya tidak mudah lepas, zipper-nya kokoh, dll.
  • Sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan. Untuk medan gunung hutan, tidak dianjurkan memakai ransel dengan frame di luar, selain merepotkan juga menyulitkan kita apabila melewati semak-semak. Ransel dengan frame luar cocok digunakan pada medan-medan yang datar atau medan yang tidak banyak semak-semaknya (seperti salju, padang rumput atau pantai).
  • Nyaman dipakai, diajurkan memakai ransel yang ada frame-nya. Frame ini perlu agar berat beban merata keseluruhan keseimbangan tubuh, frame ini juga membuat nyaman karena adanya ventilasi antara punggung dengan ransel. Bagi ransel yang memakai frame di dalam (internal frame) mungkin perlu ditambahkan bahan yang menyerap keringat di bagian yang bersentuhan dengan punggung. Tali penyandang ransel harus kuat, cukup lebar dan empuk serta mudah di stel, juga ada tali pinggang (hip belt) untuk mengatur supaya ransel menempel dengan baik ke tubuh serta membantu pembagian berat keseimbangan.
  • Praktis, kantung-kantung tambahan atau pembagian ruangnya memudahkan kita mengambil barang-barang tertentu dan mudah di lepas. Sekarang ini banyak sekali jenis ransel dalam berbagai model, ukuran, bahan serta harga yang bervariasi di toko-toko. Ketelitian dalam memilih akan sangat menentukan. Harga yang mahal belum tentu menjamin ransel yang baik, untuk itu pilihlah ransel yang sesuai dengan kriteria di atas. Untuk jenis perjalanan tertentu, ada baiknya kita melengkapi ransel kita dengan kantong tambahan atau daypack, ini untuk memudahkan pergerakan terutama dalam perjalanan. Ketika sedang melakukan penelitian atau sering melakukan perpindahan tempat, daypack sangat membantu kita.

10. Kantung Tidur / Sleeping Bag

Pada malam hari, badan kita akan kehilangan panas tubuh lebih cepat dari panas yang dihasilkan, oleh sebab itu kita perlu dilindungi lapisan yang dapat menahan dingin dan mencegah panas tubuh keluar / hilang, salah satunya adalah dengan menggunakan sleeping bag / kantung tidur.

11. Matras / Alas Tidur

Sangat diperlukan supaya tubuh kita yang sudah terbungkus kantung tidur / sleeping bag, tidak langsung menyentuh tanah.

12. Peralatan Navigasi

Peralatan navigasi ini merupakan peralatan penting yang harus selalu kita bawa, diantaranya adalah : kompas, peta, penggaris segi tiga, busur derajat, pensil, dll.

13. Senter


Apabila kita kemalaman dalam perjalanan, maka senter sangat diperlukan sebagai alat penerangan, tetapi disarankan tidak melakukan perjalanan di malam hari, karena sangat berbahaya. Jangan lupa untuk membawa lampu dan batere cadangan.

14.Peluit

Diperlukan sebagai tanda apabila kita tersesat atau kehilangan arah.

15.Pisau

Pisau dan golok tebas merupakan alat bantu untuk keperluan menusuk, menyayat, memotong, melempar dan yang terpenting sebagai alat bantu untuk membuat api (memotong ranting, memotong kayu tipis-tipis, dll). Ada banyak pisau yang dibuat khusus untuk keperluan tertentu walaupun tetap dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Pisau adalah sahabat yang sangat baik dan berguna bagi pengembaraan. Karena itu pisau yang dibawa harus benar-benar cocok ukurannya, dapat dipercaya dan sesuai dengan keperluan kita.

PERLENGKAPAN TAMBAHAN

Perlengkapan ini walaupun bukan hal penting, namun ada baiknya juga kita membawanya untuk menambah kenyamanan dalam perjalanan kita.

  1. Putis, yaitu pembelat betis yang terbuat dari kain katun / wool. Para pengembara, pejalan kaki, tentara menggunakan putis ini untuk menjaga otot-otot betis agar tetap fit dalam melakukan perjalanan panjang.
  2. Gaiters (Sarung anti pacet), semacam sarung yang biasanya dibuat dari kain tipis, setinggi lutut sebelah atas, ujungnya bertali seperti sarung bantal. Banyak di pakai oleh pekerja kayu / perintis yang banyak melewati daerah rawa-rawa atau hutan basah yang banyak pacet / lintahnya. Sekarang ini sudah banyak gaiters yang di jual di toko-toko, tinggal kita pilih mana yang kita sukai sesuai dengan keuangan kita tentunya.
  3. Kelambu, untuk perjalanan yang banyak melewati rawa-rawa, ada baiknya apabila kita membekali diri kita dengan kelambu untuk menambah kenyamanan perjalanan kita.
  4. Kupluk (balaclava), untuk menambah nyenyak tidur dan terhindar dari gigitan serangga kecil. Untuk daerah dingin (gunung es) fungsinya menjadi penting guna melindungi muka dan telinga dari pengaruh cuaca dingin.
  5. Semir sepatu, terutama bagi pengguna / pemakai sepatu TNI, sebagai pemeliharaan supaya sepatu tetap lemas dan lentur. Tetapi semir sepatu ini bisa diganti dengan campuran minyak kelapa dan bawang merah.
  6. Ikat kepala / kacu segitiga / bandana, kegunaannya sangat banyak, diantaranya bisa untuk menghapus keringat, sebagai tutup kepala atau telinga, dan bisa juga untuk membalut.

Perlengkapan pribadi lainnya

  • Jarum, benang, kancing dan obat-obatan
  • Tali sepatu cadangan, semir sepatu (bagi sepatu TNI), tali tubuh (webbing)
  • Handuk, sikat gigi, sabun dan celana dalam
  • dll

Perlengkapan masak, terdiri dari :

  • Alat masak lapangan (nesting, dll)
  • Alat bantu makanan lainnya (sendok, garpu, dll)
  • Alat pembuat api (lilin, korek api, spirtus, dll)
  • Kantung air / tempat air

PERLENGKAPAN KHUSUS

1. CLIMBING (pemanjatan tebing) :

  • Tali statis / dinamis
  • Harness
  • Helm
  • Carabineers
  • Sling standar dan prusik sling
  • Chock
  • Piton
  • Ascendeur
  • dll

2. ORAD (olahraga arus deras) :

  • Perahu
  • Kano / kayak
  • Perahu karet
  • Dayung
  • Pelampung
  • Helm
  • Tali pengaman
  • Pompa
  • dll

3. CAVING (penelusuran gua) :

  • Helm
  • Headlamp / senter
  • Harness
  • Tangga baja / ladder
  • Sepatu karet
  • Carabineer
  • Ascendeur
  • dll

Sumber : EIGER Adventure Training & Education

READ MORE - Perlengkapan Perjalanan

Gunung, Pasak yang Mencengkram Bumi

"Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu," (QS. An-Nahl: 15)


Apa yang terpikir oleh kita saat melihat gunung? Gunung bisa jadi menjadi representasi pemandangan yang indah. Saking indahnya, setiap anak kecil - termasuk kita dulu pasti akan menggambar gunung ketika disuruh menggambar pemandangan.

Gunung juga menyimpan misteri tersendiri. Di dalamnya terdapat dapur magma yang siap keluar jika mendapat tekanan cukup. Hingga terjadilah letusan gunung yang bisa menimbulkan bencana yang menimbulkan korban jiwa.

Namun, apakah ketiadaan gunung akan menghilangkan bencana alam, dan menjadikannya lebih aman untuk dihuni? Fakta menunjukkan sebaliknya. Bumi yang rata akibat ketiadaan gunung ternyata justru akan menghancurkan segala yang ada.

Lapisan terluar bumi disebut kerak bumi, tempat kita sehari-hari berjalan dan membangun rumah dengan aman. Dan kerak bumi ternyata tidak diam alias bergerak di atas suatu lapisan lain yang dinamakan mantle (jaket), yang lebih padat dari kerak bumi. Jika tidak ada perangkat yang mengendalikan pergerakan kerak bumi ini, maka goncangan dan gempa terus-menerus akan terjadi di bumi. Dan bumi akan menjadi tempat yang benar-benar tak dapat dihuni.

Keberadaan gunung-gunung dan struktur perpanjangannya yang menghujam jauh ke dalam bumi berperan besar mengurangi pergerakan lapisan di bawah permukaan tanah, sehingga mencegah atau memperkecil goncangan yang diakibatkannya. Gunung terbentuk akibat pergerakan dan tubrukan antar lempengan raksasa yang membentuk lapisan kerak bumi. Ketika dua lempengan saling bertubrukan, salah satunya biasanya akan menerobos di bawah lempengan saling bertubrukan, salah satunya biasanya akan menerobos di bawah lempengan yang kedua. Lempengan kedua yang berada bagian atas terdorong ke atas sehingga membentuk punggung gunung. Pada saat bersamaan, lempengan yang berada di bawah terus menembus, menghujam ke bawah, dan membentuk perpanjangan yang jauh ke dalam bumi. Bagian ini sama besarnya dengan punggung gunung yang tampak menjulang tinggi di atas permukaan bumi. Gunung seolah tertancap dan mengakar kokoh pada bagian kerak bumi yang disebut mantle (jaket).

Dengan cara ini, gunung mencegah kerak bumi bergerak atau bergeser secara terus-menerus di atas lapisan magma atau di antara lapisan-lapisannya. Mungkin kita dapat menyamakan gunung sebagaimana paku atau pasak yang menancap dan mencengkeram lembaran-lembaran papan kayu dengan erat dan kokoh. Kerak bumi yang bersifat mudah bergerak ini diredam oleh gunung, sehingga mampu mencegah guncangan hingga batas tertentu.

Sumber : Majalah Ar-risalah, Edisi 79
READ MORE - Gunung, Pasak yang Mencengkram Bumi

TIPS PENGEPAKAN DALAM CARRIER

Menata barang dalam sebuah carrier merupakan suatu seni tersendiri pada setiap melakukan pendakian gunung.Pada saat packing secara tidak langsung melatih seorang pendaki untuk teratur dan rapi karena untuk menata barang dalam tas/carrier agar cukup, pas, mudah diambil dan mengetahui letak barang tersebut serta nyaman untuk dipakai.Selain itu dari sudut pandang pendaki lain keteraturan dalam packing merupakan suatu kondisi yang dapat membuat orang itu senang melihatnya.Berikut ini cara pengepakan barang dalam carrier namun perlu improvisasi karena tidak semua barang disebutkan disini.

  1. Carrier yang digunakan (sebaiknya) adalah jenis frame dengan bukaan tali atas (seperti guling) ukuran 60 liter keatas, dan tutup atas memiliki kantong.
  2. Semua barang dikelompokkan, dibungkus dengan plastik/kresek. Selain itu plastik berfungsi sebagai anti basah (water proof) ketika hujan atau air dalam tas bocor. Pakaian, makanan pokok, makanan kecil, dan sebagainya dibungkus rapi. Tempat makanan/wadah yang memiliki ruang di isi dengan makanan atau bahan bakar. Barang eletronik dan pecah belah, dilapisi kain atau disisipkan dalam pakaian
  3. Matras dilipat dua dan digulung lalu dimasukan dalam carrier dan mekarkan gulungan matras sehingga menjadi dinding di dalam tas.
  4. Lalu masukkan barang satu persatu, adapun menyusun barang sebagai berikut Barang besar dan ringan paling bawah seperti sleeping bags dan tenda/flying sheet,Diatasnya barang berat seperti tempat air, logistik (makanan, kompor, tabung gas, bahan bakar, dan sebagainya), Diatas barang tersebut pakaian dan makanan ringan,Paling atas ponco atau raincoat atau jaket (jaket dapat ditaruh bersama SB di bawah, jika ada ponco atau raincoat) dan Pada kantong kepala masukkan barang kecil seperti topi, slayer, binokuler, alat tulis, sarung tangan, makanan kecil, plastik/kresek, tissu, dan survival kit.
  5. Barang yang berukuran panjang seperti parang disisipkan berdiri dan dibungkus jika tidak memiliki sarung, barang kecil seperti lilin, baterai cadangan,tissu, gelas dan sebagainya disisipkan juga di bagian tepi (menempel matras).
  6. Tutup rapat tempat air minum dan bahan bakar cair dan dibungkus kresek, sebaiknya botol dalam keadaan penuh, jika memiliki udara dapat mengakibatkan tekanan dalam botol berubah-ubah dan akhir botol penyok dan bocor. Air umumnya lebih berat dibanding barang lain letakkan pada sisi punggung
  7. Usahakan semua barang dalam kondisi rapat (high tide), tidak ada ruang kosong terutama bagian tepi, isi sela-sela barang dengan barang kecil seperti makanan kecil atau kain (bukan pakaian). Jika perlu ditekan kebawah (dengan kaki) dengan hati-hati, dan sekali-sekali diangkat agar semua berat barang turun kebawah. Saat berkendaraan posisi carrier terkadang di tidak menentu kadang tidur, berdiri, miring atau ditumpuk dengan barang lain, dengan posisi barang dalam keadaan rapat maka tidak perlu khawatir jika ada yang barang yang rusak atau bocor.
  8. Jika masih ada sisa ruang diatas, isi dengan barang kelompok. Namun jika masih ada barang yang belum masuk, gunakan tas tambahan seperti daypack dan isi dengan barang yang ringan. Tukarkan barang dalam carrier yang ringan ke daypack sehingga semua yang berat dan besar berada dalam carrier sedang yang ringan dan sering digunakan masukkan dalam daypack.
  9. Carrier yang telah di isi dengan baik dapat dilihat dari bentuk dan posisinya, jika digerakkan cendrung seimbang tidak ada yang bergerak didalamnya dan jika didirikan tidak rebah karena gaya berat menuju kebawah.

Barang yang sering digunakan seperti peta, kompas, protaktor, botol kecil untuk minum di masukkan dalam kantong celana. Dan saat pendakian sebaiknya tangan bebas dari peralatan apapun kecuali jika menggunakan alat bantu seperti tongkat.

Pustaka :

Gegama.2007.Materi Dasar Kepecintaalaman Gegama.Yogyakarta : Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Geografi UGM

READ MORE - TIPS PENGEPAKAN DALAM CARRIER

TIPS MEMILIH "TAS RANSEL" UNTUK ADVENTURE (CARRIER/RUCKSACKS)


Dalam sebuah kegiatan perjalanan petualangan, ransel merupakan salah satu unsur yang penting untuk diperhatikan, karena dengan ransel tersebut seluruh perlengkapan yang akan anda pergunakan akan anda bawa. Oleh karenanya sebuah ransel haruslah nyaman untuk anda pakai, dan dapat secara efisien menampung segala kebutuhan atau perlengkapan yang anda butuhkan selama berkegiatan.

Kapasitas Ransel
Pilih ukuran ransel sesuai kebutuhan anda. Ransel untuk perjalanan sehari tentu berbeda ukurannya ketika anda akan melakukan perjalanan panjang yang memakan waktu hingga beberapa hari. Lokasi dimana kegiatan akan dilakukan juga sangat mempengaruhi pertimbangan dalam hal memilih jenis ransel yang akan anda pergunakan.

KARRIMORPTR55-65Li

Untuk perjalanan singkat satu hari ke hutan atau gunung, ransel berukuran 30-40 liter cukup memadai sebagai tempat untuk membawa perlengkapan anda yang terbatas seperti kamera, tabir surya, makanan dan perlengkapan lainnya.

Untuk pendakian alpin atau perjalanan yang mengharuskan anda menginap satu malam, ukuran 50-55 liter akan lebih baik, karena anda harus membawa perlengkapan yang lebih banyak.

Sedang untuk perjalanan panjang yang memakan waktu berhari-hari ukuran 65-70 liter merupakan ukuran yang cocok agar perlengkapan yang akan anda bawa seperti tenda, alat masak, makanan, dan pakaian dapat masuk ke dalamnya.

Kenyamanan merupakan urutan terpenting dibanding kekuatan, kualitas, dan harga. Pilih bahan yang tahan air, kalau perlu lengkapi dengan penutup ransel. Jangan lupa membungkus perlengkapan/pakaian dengan bahan yang tidak tembus air. Perhatikan pula detil-detil di bawah ini ketika anda memilih dan mencari ransel yang nyaman dan cocok dengan selera serta kebutuhan anda:

Tali Pinggang
Tali pinggang merupakan komponen penting yang akan menentukan tingkat kenyamanan anda saat menggendong ransel, karena sebagian besar berat ransel tersebut akan ditopang oleh tali pinggang yang jatuh tepat pada posisi tonjolan tulang pinggang. Pilih ransel yang mempunyai tali pinggang dengan bantalan empuk dan tidak gampang turun dari pinggang, karena pingganglah yang akan menahan beban lebih banyak dibanding bahu.

Tali Penyeimbang Samping
Tali penyeimbang samping berfungsi untuk mengatur tegangan antara tali pinggang dan punggung ransel saat anda menggendongnya. Fungsi lain adalah untuk mengatur kestabilannya saat anda berjalan.

Tali Bahu
Bantalan bahu harus empuk dan terdapat webbing pengatur yang dihubungkan dengan bagian atas ransel. Bantalan bahu tersebut juga idealnya berbentuk kurva melengkung agar kenyamanan dan posisi jatuh di bahu juga enak, terutama untuk wanita. Bahan bantalan bahu juga harus lembut di kulit maupun pakaian anda.

Tali Pengatur Atas
Kecenderungan alami sebuah ransel yang berisi adalah akan menggelantung ke belakang, sehingga anda akan selalu melawan kecenderungan itu dengan membungkukkan badan anda ke depan. Untuk membuat nyaman sebuah ransel, maka harus mempunyai ikatan pengatur tambahan di antara badan ransel dan puncak bantalan bahu yang berfungsi untuk mendekatkan ransel itu dengan punggung pembawa sehingga ransel akan tetap tegak di punggung pembawa. Penggunaan pengatur atas ini juga bermanfaat untuk membantu menyebarkan titik beban antara puncak bahu dan tulang leher.

Tali Dada

Tali dada selian berfungsi untuk menahan bantalan bahu agar tetap di tempatnya, dan juga membantu sebagai penyeimbang ransel.

Pengatur Panjang Punggung
Pada umumnya hampir semua ransel dapat diatur panjang punggung ransel sesuai dengan panjang punggung pemakai, dengan cara menaikturunkan pengatur yang terbuat dari aluminum, plastik atau webbing.

Bantalan Punggung
Bantalan pungung adalah titik utama sentuhan antara ransel dan punggung anda, oleh karenanya harus nyaman dan mudah untuk diatur. Pilih yang mempunyai mempunyai bantalan di lumbar dan scapula. Bantalan punggung ini juga harus mempunyai rongga udara di bagian punggung. Bahan bantalan punggung ini juga harus cepat kering dan memberi ruang untuk sirkulasi udara.

Ruang Utama
Ruang utama ini merupakan tempat anda menaruh tenda, pakaian, dan bahan makanan anda. Aturlah agar benda terberat yang anda bawa dekat dengan punggung. Beberapa ransel menggunakan bahan anti air.

Ruang Dasar

Ketika ransel anda dibagi menjadi dua ruang, pemisah ruang tersebut bisa saja tetap atau dapat di buka. Namun yang jelas masing-masing akan mempunyai pintu tersendiri. Ruang bawah itu biasanya untuk menempatkan barang yang ringan tetapi mempunyai volume yang besar misalnya kantong tidur.

Kantung Samping

Tidak setiap ransel dilengkapi dengan kantong samping. Adapula yang kantong sampingnya merupakan tambahan dan dapat dibongkar pasang. Untuk kegiatan panjat tebing atau naik gunung yang berlereng terjal, ransel tanpa kantong samping merupakan pilihan yang terbaik. Namun saat anda pergi trekking di gunung atau hutan dan membutuhkan tempat untuk pernak-pernik anda seperti botol air minum, atau botol bahan bakar, kantong samping akan sangat bermanfaat.

Lid
Sebagian besar ransel juga dilengkapi dengan penutup ruang utama yang dapat berfungsi pula sebagai penambah ruang isi ransel, di mana di bagian atasnya dilengkapi pula dengan tali pengikat yang dihubungkan dengan gesper di bagian belakang ransel.

Kantong Atas

Kantong atas merupakan tempat terbaik untuk menyimpan beberapa perlengkapan yang paling sering digunakan, seperti kaos tangan, makanan kecil, topi dan lain-lain.

Rangka Dalam

Tidak seperti rangka luar, rangka dalam sebuah ransel mempunyai fungsi yang lebih baik karena lebih ramping dan makin mendekatkan ransel tersebut dengan punggung pemakai sehingga memperbaiki kestabilan dan kenyamanan. Pada umumnya rangka dalam ini dibuat dengan alumunium ataupun lembaran plastik yang ringan.

Fitur Lain
Dengan punggungan yang dapat diatur, tak hanya anda yang dapat menggunakan ransel tersebut, tetapi juga anggota keluarga atau teman-teman anda. Di samping itu, anda tetap dapat memendekkan punggungan itu tanpa merubah kapasitas ransel. Hanya saja pada punggungan yang bisa disetel biasanya mempunyai berat yang lebih dibanding ransel-ransel yang mempunyai punggungan yang tetap.

Pengikat tambahan yang menempel di luar ransel, dapat berfungsi untuk berbagai keperluan, seperti untuk menaruh matras atau perlengkapan lainnya yang dibutuhkan.

Ransel Khusus Perempuan. Perempuan mempunyai punggung yang lebih pendek dibanding laki-laki. Pinggul perempuan juga mempunyai bentuk yang berbeda dengan laki-laki. Tak hanya itu, di bagian dada pun mempunyai bentuk yang berbeda sehingga membutuhkan rancangan dan konstruksi yang berbeda.

Ransel khusus untuk perempuan pada punggung bagian bawah biasanya mempunyai kecenderungan untuk menjauh di bagian pinggul untuk menghindari kontak, sehingga konstruksi tali pinggul harus betul-betul nyaman. Sedang pada bantalan bahu titik awalnya lebih dekat dibanding ransel laki-laki dan bentuknya juga lebih melengkung disesuaikan dengan bentuk umum dada seorang perempuan.

- Sumber: herudoang.multiply.com
READ MORE - TIPS MEMILIH "TAS RANSEL" UNTUK ADVENTURE (CARRIER/RUCKSACKS)

Gunung Merapi Meletus

Setelah beberapa hari aktifitas vulkanik Gunung Merapi terus mengalami peningkatan secara signifikan baik jumlah maupun energi gempa bumi vulkanik, akhirnya pada hari Selasa 26 Oktober 2010 pukul 17.02 WIB, Gunung Merapi memasuki fase erupsi.

Munculnya awan panas pertama tersebut mengarah ke arah barat, luncuran awan panas kedua tidak dapat terpantau dengan baik karena kondisi cuaca di puncak Merapi cukup gelap dan hujan, ini yang menyebabkan beberapa korban terbakar Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menarik semua petugas dari pos pengamatan pada pukul 18.05 WIB. Awan panas tahun ini lebih lama daripada tahun 2006 yang cuma 6 menit, ini menunjukan energi yang cukup besar.

Berikut ini video yang diambil dari Babadan.



Dengan abunya yang berupa awan bersuhu hingga 400 derajat ini masih mampu memporak-porandakan alam sekitar gunung merapi, dan tentu saja menelan ratusan korban yang salah satunya adalah mbah marijan, belum lagi hewan ternak dan kerugian yang lain.





READ MORE - Gunung Merapi Meletus

Tips Mendaki Gunung untuk Pendaki Pemula

Tips mendaki gunung berikut buat para pendaki pemula seperti saya... hehehe... Meskipun begitu tidak ada salahnya untuk para pendaki yang sudah terbiasa mendaki gunung mengikuti tips-tips berikut. Inti dari kegiatan pendakian gunung untuk menikmati dan mensyukuri keindahan alam tanpa merusak dan menyakiti gunung itu sendiri dan diri sendiri sebagai pendaki.

Kegiatan pendakian gunung, sebagaimana kegiatan di alam bebas lainnya, selalu penuh petulangan yang menantang, bahkan terkadang ekstrim.

Lantaran itu, dalam melakukan pendakian gunung, seorang pendaki musti melakukan persiapan yang matang. Jangan sampai kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan pengalaman dan kepuasan diri ini berakibat yang merugikan buat diri pendaki dan alam (lingkungan hidup). Tips-tips mendaki gunung buat pendaki pemula berikut mungkin sedikit membantu persiapan pendakian gunung tersebut.

Tips Mendaki Gunung untuk Pemula. Untuk mendaki gunung, beberapa hal (tips) yang harus diperhatikan antara lain:

  • Perencanaan pendakian

Tips pertama adalah melakukan perencanaan pendakian dengan matang. Pemilihan lokasi, rute pendakian, kondisi cuaca, jumlah pendaki, jangka waktu, akan mempengaruhi perbekalan dan peralatan yang musti dipersiapkan. Jangan lupa untuk mendapatkan restu dari orang tua atau istri...hehehehe...

  • Kesiapan fisik dan mental

Tips selanjutnya adalah mempersiapkan fisik dan mental seperti dengan melakukan olah raga secara rutin.

  • Penguasaan medan dan rute

Penguasaan medan dan rute merupakan sebuah hal yang sangat penting. Paling tidak dalam satu kelompok pendakian gunung musti ada lebih dari satu orang yang benar-benar telah menguasai medan dan hapal rute pendakian. Dan patuhi orang tersebut selama orang tersebut tidak memerintahkan untuk berbuat maksiat.

  • Perlengkapan yang mencukupi tapi tidak memberatkan

Membawa perlengkapan yang mencukupi merupakan tips selanjutnya. Perlengkapan hendaknya disesuaikan dengan lokasi, rute, jangka waktu, jumlah pendaki dan kondisi cuaca.

  • Bahan makanan yang mencukupi

Tips membawa makanan dalam mendaki gunung juga penting. Bawalah makanan yang ringan, ringkas namun cukup mengandung kalori. Juga bahan makanan yang cepat dimasak. Jangan membawa dan mengonsumsi minuman beralkohol karena meskipun hangat namun minuman beralkohol dapat memicu pecahnya kapiler darah karena terlalu cepatnya kapiler darah memuai dalam tubuh.

  • Memperoleh izin dan melapor pada Pos Pendakian

Sebelum pendakian dilakukan musti melapor dan memperoleh izin dari pihak-pihak terkait terutama di Pos Pendakian. Di pos pendakian ini, isilah buku tamu dengan mencantumkan lama pendakian, alamat lengkap dan nomor telepon keluarga atau teman yang dapat dihubungi bila terjadi musibah di gunung. Setelah kembali (turun) dari mendaki gunung jangan lupa untuk melapor kembali ke Pos Pendakian.

  • Tidak merusak alam

Menikmati keindahan alam tanpa merusak atau menyakiti alam tentu akan semakin indah. Karena itu selama pendakian hindari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak keindahan dan keseimbangan alam seperti melakukan aksi coret-coret (vandal), menebang tumbuhan sembarangan, menangkap hewan, memetik bunga (seperti edelweiss), maupun membuang sampak nonorganik.

Sampah, terutama sampah plastik yang dihasilkan selama pendakian hendaknya dikumpulkan dalam kantong plastik dan dibawa turun gunung dan dibuang di tempat sampah di Pos Pendakian. Tips ini sesuai dengan semboyan yang biasanya dipegang oleh pencinta alam; jangan pernah meninggalkan apapun di gunung kecuali tapak kaki dan kenangan.

Jika selesai menyalakan api unggun, matikan hingga betul-betul padam termasuk bara apinya dengan menyiram air atau menutupnya dengan tanah. Ini untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan.

  • Selalu Berdo'a dan berdzikir Kepada Allaah SWT
Inilah yang terpenting dari sebuah pendakian. Karena tujuan kita mendaki agar kita paham betapa lemah dan kecilnya kita sebagai manusia dan betapa besarnya kuasa Allaah SWT. Dan teladan kita "Rasulullah Saw menyebut-nyebut Allaah setiap waktu (saat)." (HR. Muslim) dan "Perumpamaan orang yang berzikir kepada Robbnya dan yang tidak, seumpama orang hidup dan orang mati." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan melakukan tips-tips mendaki gunung di atas, pendakian yang dilakukan meskipun oleh pemula dapat terlaksana sesuai harapan dan jika kita berharap pada Allaah SWT agar terhindarkan dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti tersesat ataupun terkena hipotermia, Insya Allaah. Karena pada prinsipnya, sebuah pendakian gunung bukanlah sekedar untuk mencapai puncak gunung belaka, namun juga musti mampu kembali pulang dan bertambah keimanan kita.

READ MORE - Tips Mendaki Gunung untuk Pendaki Pemula

GUNUNG WELIRANG

Tanggal 29 Januari 2010 tepatnya pukul 20.30 WIB, setelah persiapan yang kurasakan lengkap, kami bertiga pun bergegas meninggalkan sibuknya kota Surabaya menuju Gunung Welirang. Gunung Welirang adalah gunung yang masih aktif dengan kawah yang selalu menghembuskan asap dan cairan belerang. Tinggi gunung ini mencapai 3.156 mdpl.

Dengan tarif Rp 15.000,- per orang, bus siap mengantar dari terminal Bungurasih Surabaya menuju terminal Pandaan dengan jarak tempuh sekitar 1 jam 15 menit itupun bila lalu lintas lancar. Tiba di terminal Pandaan kami masih harus menunggu colt L300, angkutan yang bertugas mengantarkan kami menuju pos PHPA Tretes yang terletak di belakang hotel Surya. Tampaknya keberangkatan kami dari Surabaya terlalu malam, karena sudah lama sejak kedatangan kami angkutan itu tak jua menampakkan bampernya. Meskipun disana banyak sekali tukang ojek yang siap mengantarkan kami.

Kebosanan pun melanda kami, sampai akhirnya ada seorang yang belum terlalu tua menawarkan kami untuk naik Suzuki Forza ’86 miliknya. Setelah negosiasi kami sepakat untuk mengakhiri penawaran dengan tarif Rp 40.000,-. Padahal tarif colt hanya Rp 5.000,- per orang dan tarif ojek Rp 10.000,- per orang. Tapi tak apalah yang penting punggung kami bisa enjoy. Dan perjalanan pun hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk sampai pos PHPA Tretes.

Tempat pendaftaran berada di pinggir jalan raya, tepatnya di seberang hotel Tanjung. Disini kami membayar biaya pendaftaran Rp.4.100,- untuk mendapatkan ijin pendakian. Setelah mendapatkan ijin pendakian, kami pun bergegas. Suasana lingkungan yang bersih dan sejuk menyapa kami dibalik pohon-pohon besar, ditambah lagi jalanan yang masih tampak basah setelah siraman hujan yang mengguyur tempat ini. Disini jalur masih sangat rapi dengan aspal dan kemiringan yang sangat tajam, sehingga bisa dijadikan pemanasan pendakian yang cukup menguras nafas dan tenaga. Setelah berjalan sekitar 45 menit sampailah kami di Bumi Kemah Pet Bocor dimana telah terdapat beberapa tenda lengkap dengan penghuninya. Terdapat pula sumber air yang berasal dari pipa-pipa saluran air yang bocor. Dan warung makanan yang penjualnya biasa dipanggil “Emak” oleh para pendaki. Dari sini langkah kami pun terhenti untuk sekedar tidur.

Keesokan hari setelah ISHOMA, perjalanan pun kami lanjutkan dengan menyusuri jalanan berbatu yang tertata rapi, tetapi merupakan siksaan tersendiri untuk perjalanan turun. Dengan kondisi alam yang terbuka, jarang terdapat pohon, dan dikiri kanan jalan hanya ditumbuhi alang-alang dan ditanami pisang untuk mengatasi alang-alang. Di sepanjang jalur pendaki akan disuguhi pemandangan ke arah Tretes dan gunung Penanggungan yang sangat indah.

Setelah berjalan sekitar 3-4 jam akhirnya kami sampai di Pos Kop-kopan. Disini terdapat sungai kecil yang airnya cukup melimpah. serta dilengkapi dengan MCK sederhana. Tapi tak berlangsung lama hujan yang cukup deras menyambut kedatangan kami, hingga akhirnya memaksa kami untuk berteduh di sebuah warung yang saat itu kutemui tanpa penjaga. Hawa dingin khas daerah pegunungan pun semakin menjalar ke seluruh tubuhku. Sambil menunggu redanya hujan kami pun membuat minuman yang cukup bisa menghangatkan tubuh kami.

Setelah hujan reda perjalanan kami lanjutkan menuju Pos Pondokan. Jalur berupa jalan berbatu yang terjal sehingga sangat menguras tenaga. Belum genap tujuan kami, lagi-lagi hujan ditambah kabut kembali mewarnai perjalanan kami. Hingga akhirnya salah seorang dari kami memutuskan membuka tenda untuk berteduh dan bermalam di satu tempat yang cukup datar.

Keesokan hari perjalanan kami lanjutkan setelah ISHOMA pastinya. Pendakian hari ini cukup nyaman karena banyak terdapat pohon-pohon besar di sepanjang jalur pendakian dan kicau burung semakin memberi arti bahwa maha besarnya Allah Ta’ala. Waktu yang kami tempuh untuk menuju Pos Pondokan sekitar 4-5 jam. Tiba di pos hujan menghentikan langkah kami, apalagi ada seorang teman yang mengeluh sedikit meriang. Akhirnya kami putuskan membuka tenda dan bermalam di Pos Pondokan dan berencana melanjutkan perjalanan esok pagi. Benar-benar pendakian yang manja.

Pos Pondokan berupa tanah terbuka yang cukup luas. Terdapat pondok-pondok sederhana yang dibangun oleh para penambang Belerang. Di sebelahnya terdapat sungai dengan debit air yang sangat kecil. Tapi sayang, sumber air ini disalah gunakan karena banyak kotoran-kotoran manusia yang hinggap tidak pada tempatnya. Bagaimanapun sumber air inilah yang terakhir yang bisa dimanfaatkan.

Pagi-pagi benar mataku sudah terbangun oleh dinginnya area ini. Kami pun tak menyia-nyiakan perjalanan yang setengah hati ini untuk segera mencapai tujuan kami yaitu puncak gunung welirang. Setelah 3 jam perjalanan akhirnya puncak welirang menjadi nyata di depanku. Menjelang Puncak Gunung welirang jalur terbagi menjadi dua. Jalur penambang lurus menuju kawah di mana para penambang mengambil belerang. Jalur pendaki ke arah kanan melintasi punggungan yang sangat curam dan berbatu-batu. Nah, disinilah ekstrimnya pendakian yang kusebut rekreasi ini. Menjelang puncak kami mengambil jalur yang biasa di tempuh penambang untuk mengambil belerang, alhasil kami pun tidak menemukan jalan kecuali menyusuri jalan tebing berbatu dimana tepat di sebelah kami merupakan tebing yang mengeluarkan cairan belerang yang berwarna keemasan. Setelah kami letakkan carrier, kami pun mulai menyusuri tebing tersebut tanpa mempedulikan apabila batu yang di atas kami longsor atau tidak.

Alhamdulillah, tepat di kawasan Puncak Gunung Welirang hujan dan kabutlah yang menemani pencapaian kami. Tak sempat menikmati keindahan dari puncak kami kembali untuk mengambil carrier, dan bergegas turun meninggalkan kawasan gunung Welirang dengan jarak tempuh sekitar 7 jam perjalanan untuk sampai ke pos perijinan, itupun sudah termasuk ISHOMA.

Alhamdulillah, Sesungguhnya kematian itu tak akan bisa dimajukan atau diundur meskipun satu detik.


Inilah Rekreasi Ekstrim Menuju Puncak Welirang..hehehehe...

READ MORE - GUNUNG WELIRANG

MUSIM GUGUR

Lalu kalian bertanya kepadaku...

Yah...Disinilah aku kawan
Menatap kabut tipis hingga datang pagi yang semerbak.

Aku tidak akan takut jika harus kehilangan bagian yang lalu.
Karena kebahagiaan yang lain akan datang.

Memang terasa asing kawan
Dan akan datang suatu ketika yang tidak biasa.

Tapi keterasingan itu akan segera retak dan pecah.
Seiring kecintaan-Nya padaku.

Dan inilah saat aku harus berpulang...
READ MORE - MUSIM GUGUR

GUNUNG WILIS

Pemula...!!! Mungkin kata itulah yang pantas buatku, karena memang perjalanan ke Gunung Wilis inilah awal aku menyukai hiking.
Gunung Wilis adalah sebuah gunung non-aktif yang terletak di Pulau Jawa, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Gunung Wilis memiliki ketinggian 2552 mdpl.

Dari Surabaya tim kami mulai dari arah Kab. Tulungagung, turun dari bus langsung di berondong pertanyaan sama orang–orang yang katanya adalah sopir dan tukang ojek, tapi kamipun tak langsung mengiyakan mereka. Kami coba bertanya pada penjaga warung setempat sambil mencicipi teh hangat dan ngemil dulu sebelum akhirnya kami mendapat informasi dari orang–orang di warung tersebut, setelah sukses barulah kami memutuskan untuk mencarter sebuah mobil izusu renta dengan biaya Rp 15.000,- per orang untuk menuju ke kecamatan Sendang, sebenarnya ada angkutan pedesaan L300 yang biasa melalui rute ini dengan ongkos Rp 10.000,- hal ini kuketahui kelak saat kami pulang dari Wilis, tapi angkutan tersebut adanya Cuma pagi sampai sore sekitar jam tiga.

Tampaknya aku sangat kelelahan setelah duduk berhimpitan di bus, sehingga saat mobil yang kami carter berjalan terseok-seok menuju kecamatan Sendang aku masih asyik dengan buaian mimpiku, tapi alhamdulillah masih ada salah seorang temanku yang masih terjaga. Sekitar45 menit kami sudah tiba di kecamatan Sendang, seperti rencana semula, dari sini kami mulai perjalanan dengan berjalan kaki sebenarnya kita bisa minta di antar sampai dekat lokasi pendakian karena jalan sampai desa Nglurup dimana desa ini adalah desa terakhir untuk menuju ke kawasan gunung Wilis masih sangat layak di lalui oleh mobil, jalan berupa batu – batu kecil yang tertata sangat rapi hingga hampir menyerupai seperti paping. Dan rintik hujan masih saja mengiringi awal perjalanan kami, alhamdulillah kami sudah mempersiapkan ponco untuk mengantisipasinya.


Dari desa Sendang menuju gunung Wilis melewati dua desa yaitu desa Jambuok dan desa Nglurup, dimana jalannya banyak persimpangan sehingga harus banyak bertanya kepada warga sekitar, apalagi kami berjalan di tengah malam sehingga kami terpaksa harus nge-camp di emperan rumah penduduk di desa tersebut untuk menunggu terang sehingga bisa bertanya pada penduduk sekitar dan salah satunya karena kami ngga' da yang bawa tenda. hehehehe…


Subuhpun menjelang, tampak pohon–pohon pinus berjajar memenuhi pinggir–pinggir jalan desa tersebut, setelah sholat Subuh kami bertanya tentang rute menuju wilis kepada tuan rumah yang emperannya kami tempati untuk tidur, kami lanjutkan perjalanan dengan menyusuri jalan–jalan makadam kampung dan sering kali kami harus bertanya karena jalannya banyak persimpangan, Pemandangan desa penghasil susu dan sayuran menemani langkah kaki kami. Aroma khas kotoran sapi menjadi akrab di hidung. Terbayang nikmatnya segelas susu hangat di tengah cuaca pagi yang hujan. Akhirnya kami memasuki desa Nglurup desa terakhir yang harus kami lalui sebelum masuk kawasan pendakian, desa ini terletak pada sebuah lembah yang subur dan sejuk penduduknya banyak memelihara sapi perah dan air bersih sangat melimpah disini tapi rata–rata penduduk disini juga memelihara anjing jadi kita harus siap-siap digonggong ataupun di kejar. Akhirnya kami melewati daerah perbukitan yang sangat indah tanahnya bertingkat-tingkat kami menyusuri jalan setapak yang mengikuti aliran air yang sangat jernih dan deras sekitar satu jam setengah kami lewati jalan setapak yang membelah perbukitan akhirnya kami mulai masuk kedalam hutan yang sangat lembab.


Semak lebat dengan ketinggian melebihi tubuh menjadi etape awal pendakian. Dari sini rasa was-was akan pacet dimulai. Jangan-jangan mereka juga bersemayam di dedaunan basah yang merintangi jalan. Kalau ya, sudah pasti muka kami akan menjadi sasaran empuk. Syukurlah, pacet Wilis lebih suka berdomisili di tanah sehingga kami dapat bernafas dengan lega.


Makin ke atas vegetasi semak belukar kemudian berubah menjadi hutan yang lembab. Guguran daun menjelma menjadi humus yang menghiasi jalanan. Di sini petunjuk ke arah puncak mulai dapat kita temui. Dari sini pula terkadang jalanan dengan angkuh menunjukkan keterjalan dan kelicinannya. Yang pasti dari sinilah korban pacet mulai berjatuhan. Darah segera mengucur begitu gigitan pacet kita lepaskan dari kulit. Perlu waktu agak lama hingga darah berhenti mengucur. Rupanya zat anti pembekuan darah yang dilepas pacet cukup ampuh juga. Anehnya para korban mengaku tak merasa perih atau sakit meski darah segar terus mengucur. Mungkin ini juga salah satu pengobatan bekam alami selain nyamuk, yang memang sengaja mengeluarkan darah kotor dalam tubuh manusia.


Akhirnya sampailah kami di Watu Godeg 1609 mdpl. Batu besar dengan pepohonan di atasnya menandai tempat ini. Jurang menganga di sisi kanan, sementara di kirinya terdapat jalan menurun menuju ke air terjun. Kami berisitirahat di sini. Meskipun begitu kami memilih tetap berdiri atau berjongkok saja. Mau duduk rasanya tak rela jangan-jangan kaum pacet sudah bersiap-siap memangsa pantat kami.

Menikmati kehijauan gunung Wilis memberi beberapa pengalaman yang cukup berkesan. Dari tanjakannya, jalanan yang licin, menyeberangi sungai yang yang mengalir deras di antara bebatuan dimana tempat kami mengisi tempat persediaan air minum guna perbekalan sampai puncak, belum lagi perjuangan menghindari pacet hingga suasana hutan yang masih alami. Hijau, teduh dan tenang. Bagiku ini adalah pengalaman pertama yang menakjubkan. Subhanallah


Pukul 11.30 WIB akhirnya kami sampai pada titik tertinggi yang kami kira itu adalah puncak wilis, sebenarnya masih ada jalan untuk maju beberapa teman semangat untuk melanjutkan perjalanan tapi sebagian yang lain sudah tergurat wajah kecapaian di tambah kami tidak membawa tenda karena kami tidak menyangka medan Wilis bisa di tempuh dalam satu hari perjalanan, akhirnya kami putuskan untuk turun kembali, lagi-lagi dalam perjalanan turun kami sempat kehilangan arah dan tersesat karena teman yang di depan tidak menyadari telah melalui jalur yang salah dan hal ini lumayan membuat kami berputar mencari jalan keluar kekanan dan ke arah kiri ternyata jurang, alhamdulillah ada seorang temanku yang memutuskan untuk kembali naik melewati jalan yang sudah terbentuk tadi, yang akhirnya kami bisa menemukan jalan yang kami lalui waktu naik sebelumnya.


Pukul 15.00 WIB kami tiba di pintu keluar hutan yang juga kaki dari gunung Wilis, kami cuci tangan dan badan yang belepotan dengan keringat dan tanah sekalian mengecek adakah sang penghisap darah yang mampir ditubuh kami saat turun. Pukul 15.30 WIB kami tiba di daerah perbukitan yang terbuka, kami istirihat sebentar untuk menunaikan sholat.


Setelah sholat kami lanjutkan perjalanan, di tengah perjalanan kami temukan sebuah Candi Penampihan, sayang candi yang dikelilingi pagar besi itu digembok sehingga kami tak bisa mendekatinya.


Malam pun semakin mengikuti perjalanan kami, kelelahan dan kelaparan pun ngga' bisa dipungkiri lagi. Setelah sedikit mengisi perut kami lanjutkan perjalanan hingga sampai di Kec. Sendang pukul 20.15 WIB, kami menemukan sebuah masjid Al Ikhlas namanya, kami minta izin untuk numpang bermalam di situ, ternyata orang-orangnya sangat ramah kami di persilahkan tidur dan mandi sepuasnya. Malampun berlalu dengan hangatnya sampai-sampai aku tak terasa kalau aku sedang ngorok (hehehe…). Adzan Shubuh pun berkumandang, kami pun hadir untuk menunaikan sholat Shubuh bersama dengan penduduk setempat.

Setelah sholat Subuh kami menunggu angkutan pedesaan dan sebentar saja kami sudah mendapatkannya, akhirnya sampailah kita di terminal Tulungagung dan di antar sebuah bus menuju kota Surabaya yang panas dan sesak.


Sebenarnya obyek wisata Gunung Wilis yang paling banyak adalah air terjun, namun tim kami hanya menemukan satu air terjun itu pun belum terjamah oleh kami. Ya maklumlah namanya juga pemula jadi peralatan pun belum memadai. Mungkin kelak ketika kami kunjung kesana lagi, kami sudah siap dengan peralatan yang lebih ok...hehehehe


Sampai saat ini Gunung Wilis belum begitu dikembangkan padahal puncaknya berada di perbatasan antara enam kabupaten yaitu Kediri, Tulungagung, Nganjuk, Madiun, Ponorogo, dan Trenggalek.
READ MORE - GUNUNG WILIS