Perjalanan itu akan terus berlangsung kawan, entah dimana jalan itu akan berakhir. Terkadang jejak itu terhapus angin yang membawa debu, terkadang oleh hujan yang menyegarkan. Hanya saja kita harus menentukan kapan waktu untuk berhenti dan kapan waktu untuk berdiri

Gunung Penanggungan

Kali ini perjalanan kami tepat pada malam pergantian tahun, 31 Desember 2010. Dengan sepeda motor, rombongan kami pun pergi untuk mendaki gunung Penanggungan. Menurut informasi yang saya dapat, gunung ini mempunyai tinggi 1.653 Mdpl, terletak di perbatasan Pasuruan dan Mojokerto.

Dari Surabaya kami berangkat pukul 22.20 WIB yang kemudian kami lanjutkan menuju trawas tepatnya di PPLH Seloliman. Kurang lebih 2 jam untuk menuju kaki gunung penanggungan. Sesaat kami nikmati gebyar pesta kembang api yang ditunjukkan dari kaki gunung ini karena kita tiba tepat pukul 00.00 WIB. Wah…wah…wah…berapa rupiah yang harus dikeluarkan untuk hal boros semacam itu ya…!!!

Dari sini kami parkir motor dan kemudian melapor ke pos pendakian. Setelah semua kebutuhan sudah oke, kami pun breafing sebentar yang akhirnya kami lanjutkan dengan do’a semoga perjalanan kami diberi kemudahan dan kelancaran oleh Alloh SWT.

Di persimpangan entah kedua atau ketiga dari pos kami sempat tersesat cukup jauh, yang harusnya kami ambil arah kanan tapi kita malah ambil kiri. Alhamdulillah rekan kami sempat bertanya pada pemimpin safar dan kami coba membaca isyarat dari teman yang sudah sampai di puncak duluan dengan isyarat senter, kalau tidak malah lebih jauh lagi kita jalan…huuufffttt. Akhirnya kami pada track yang benar, karena jalan setapak yang relatif mudah diketahui. Meskipun begitu medan yang disajikan gunung ini tidak bisa dianggap remeh karena jalan terjal dan becek ga’ ada ojek…hahaha…

Di tengah perjalanan beberapa dari anggota kami akhirnya memutuskan untuk berhenti alias tidak melanjutkan perjalanan karena ada seorang anak dari teman merasa kurang enak badan dan sebagian yang lain terserang kantuk.

Empat jam perjalanan tak terasa kita lalui. Tepatnya pukul 04.15 WIB kami sampai di dataran yang kata pendaki lain bernama Puncak Bayangan karena memang masih terlihat puncak yang tertinggi dari gunung Penanggungan, yang menurut informasinya masih satu jam perjalanan lagi. Disini kami tunaikan shalat Shubuh dulu sambil beristirahat dan menunggu badai kabut reda.

Setelah kami tunggu hingga 2 jam, badai kabut belum juga reda. Akhirnya kami putuskan untuk turun karena udara dingin yang sangat menusuk tulang dan tidak seorang pun dari kami yang membawa tenda. Sayang sekali memang tapi kelak dapat kami jadikan pelajaran bila Alloh SWT masih mengijinkan kami untuk berkunjung kembali.

Di tengah perjalanan saat kami turun ternyata teman-teman kami yang tertinggal masih menunggu di bivak yang terbuat dari ponco sambil membuat minum hangat-hangat…hahaha kreatif juga. Akhirnya kami turun bersama dan sampai di pos pukul 09.30 WIB atau kurang lebih 3 jam perjalanan itupun sudah bonus istirahat.

Tanpa babimu kami langsung ambil motor dan langsung melesat ke Surabaya meskipun pakaian kami penuh lumpur. Sekitar pukul 13.00 WIB kami sampai di rumah setelah kami mengisi perut di tengah perjalanan.

READ MORE - Gunung Penanggungan

Bukit Panderman

Jum’at 24 Desember 2010. Kali ini tujuan kami adalah Bukit Panderman yang terletak di Dusun Toyomerto, Desa Songgokerto, Kecamatan Batu, Malang. Mulanya kami berpikir untuk naik angkutan umum untuk menuju kesana, akan tetapi karena perjalanan malam kami takut tidak mendapat angkot maka kami putuskan untuk menggunakan sepeda motor saja.

Perjalanan dari Surabaya menuju kota Batu kami tempuh dalam jangka waktu 3 jam itupun sudah termasuk bonus beristirahat di jalan…hehehe…Setibanya dari pabrik Bentoel kota Batu kami menuju desa Pesanggrahan dan mampir dulu di rumah kerabat, perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam. Subhanallah, sampai di rumah kerabat kami di suguhi keakraban yang jarang sekali kami dapati. Segelas teh panas selamat datang semakin membuat kami relaks dan sejenak perbincangan dengan tuan rumah sambil sesekali mengecap kacang rebus yang tersedia semakin membuat kami mengerti tentang keakraban mereka. Tak selang berapa lama kami pun beranjak tidur agar besok, badan kami terasa segar dan siap menempuh perjalanan ke puncak Panderman.

Adzan Subuh berkumandang menggelitik di telinga. Kami pun bergegas menuju ke masjid sekitar untuk menunaikan kewajiban kami sebagai seorang muslim. Cuaca yang cukup dingin bisa tiga kali lipat dibanding Malang akan dirasakan ketika berada di lokasi ini. Selepas sholat Subuh kami bersiap dan bergegas menuju ke TKP. Sekitar pukul 05.30 WIB kami menuju Dusun Toyomerto, Desa Songgokerto, Kecamatan Batu, Malang. Satu jam perjalanan, akhirnya kami sampai di basecamp. Selepas memarkir motor di warga sekitar, waktunya untuk memenuhi kebutuhan perut kami.

Pukul 08.25 WIB, kami memulai ekspedisi dari desa yang mayoritas penduduknya peternak sapi perah ini. Perjalanan di mulai dengan jalan macadam dan setiap pengunjung masuknya tidak dikenakan biaya alias gratis.

Belum seperempat perjalanan kami bertemu suatu tempat yang tampaknya untuk menambang pasir dan kerikil. Wah…wah sedikit ngeri kalo lihat keadaan seperti ini tapi bagaimana lagi para penambang itu pun juga harus menghidupi keluarga mereka. Selanjutnya jalan air yang menggiring kami sampai menemukan satu-satunya sumber air yang berasal dari pipa yang sengaja dilubangi mungkin memang untuk keperluan minum atau kebutuhan lainnya.

Di tengah perjalanan, kami hampir saja tersesat yang harusnya kami ambil rute kiri arah bukit panderman tapi kami malah lurus arah gunung yang entah namanya saya sendiri kurang paham. Alhamdulillah kami diberitahu oleh pendaki lain dan para petani disana. Tak lama berjalan kami menemukan bumi perkemahan yang cukup luas, namanya “Pelataran Ombo”. Perjalanan kami lanjutkan, sesekali kami berhenti untuk mengatur nafas dan berjalan kembali. Untuk mencapai puncak bukit ini membutuhkan perjalanan sekitar 3-4 jam. Dan jika beruntung dapat menjumpai Monyet yang lucu-lucu yang terkadang akan membawa bekal anda.

Wisata ini sangat cocok untuk pendaki pemula. Selain jalannya yang tidak terlalu menanjak, sepanjang perjalanan pengunjung dapat melihat pemandangan indah dan melihat rindangnya pepohon pinus. Selain dari kalangan pendaki, juga orang-orang datang sekedar menghilangkan kepenatannya. Jika sudah berada dipuncak, pada malam hari para pengunjung dapat menikmati kerlap-kerlip kota Malang.

Setelah menunaikan shalat dhuhur dan menjamak qashar dengan shalat ashar, kami lanjutkan untuk turun. Akan tetapi jalan yang kami lalui merupakan jalur yang biasanya di aliri oleh air apalagi sepertinya kemarin malam tengah turun hujan jadi banyak dari kami yang jatuh terpeleset. Di tengah perjalanan, kami berhenti untuk makan dan tak lama hujan menerpa wajah-wajah kami. Hahaha…yang pastinya malah kelimpungan banget.

Sekitar pukul 17.00 WIB kami sampai di basecamp, lalu kami ambil motor yang kami titipkan ke warga sekitar dan melanjutkan perjalanan ke rumah kerabat untuk bersih diri. Pukul 21.00 WIB kami pulang menuju ke Surabaya bersama rasa kantuk, capek yang menyelimuti perjalanan kami sehingga kami pun harus banyak berhenti untuk istirahat. Alhamdulillah, tepat 02.00 WIB kami sampai di rumah dan tidur dengan pulas tanpa kekurangan satu apapun.

READ MORE - Bukit Panderman

Perlengkapan Perjalanan

PERLENGKAPAN PERJALANAN
Terdiri dari :
1. Perlengkapan Dasar
2. Perlengkapan Tambahan
3. Perlengkapan Khusus

PERLENGKAPAN DASAR, diantaranya adalah : sepatu, kaos kaki, celana dan pakaian jalan, jas hujan / rain coat, topi lapangan, sarung tangan, ikat pinggang, rucksack / carrier / ransel, kantung tidur / sleeping bag, matras / alas tidur, peralatan navigasi, senter, peluit dan pisau.
Dalam memilih perlengkapan dasar, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Sepatu

  • Pilih sepatu yang nyaman, tangguh, dapat melindungi dan cocok dengan aktivitas yang akan dilakukan. Bentuknya harus sesuai dengan ukuran kaki si pemakai. Sepatu yang baik harus menguntungkan bagi si pemakai dan kuat untuk pemakaian medan yang berat
  • Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu yang melindungi alas kaki sampai mata kaki (melindungi sendi dan ujung jari kaki), dapat mencengkram pada permukaan licin dan tangguh di medan bebatuan, berkulit tebal, tidak mudah sobek apabila terkena duri dan bagian dalamnya lunak, serta masih memberikan ruang gerak bagi kaki. Bagian depannya harus keras, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terantuk batu (tidak dianjurkan memakai sepatu pekerja tambang yang pada bagian depannya teramat keras karena memakai besi, selain berat, juga akan merusak jari kaki karena adanya perubahan suhu).
  • Bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku, bentuknya biasanya bergerigi dengan dua arah, yang satu arahnya ke depan, berguna untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan yang mendaki, yang satunya lagi mengarah ke belakang berguna untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan menurun.
  • Ada lubang ventilasi yang bersekat halus, untuk memberikan nafas pada kulit telapak kaki.
  • Sepatu TNI cukup baik untuk digunakan, tetapi bagian sampingnya harus dimodifikasi dengan membuat semacam ventilasi, diberikan alas tambahan (insoles) berupa nylon tipis yang membuat lapisan udara antara kulit kaki dengan alas sepatu, sehingga sepatu nyaman dipakai tanpa dan tidak menjadi berat saat basah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

  • Lecet, walaupun hanya luka kecil, namun sangat mengganggu perjalanan. Penyebab lecet mungkin karena sepatu yang kita gunakan kurang cocok (terlalu longgar atau sempit), kaos kaki kurang tebal ataupun sepatu yang kita kenakan masih baru dimana kulitnya masih tebal dan keras. Untuk itu peliharalah kaki kita dengan baik, sering-seringlah kita buka sepatu dan kontrol kaki, peliharalah kebersihan kaos kaki (usahakan kaos kaki kita tetap dalam keadaan kering). Yang penting kita harus mengenal sepatu yang akan kita pakai. Sepatu yang kita gunakan akan lebih baik lagi apabila telah sering kita pakai (yang masih laik pakai tentunya).
  • Bersihkan kaos kaki, sepatu dan perlengkapan sepatu kita sesering mungkin.
  • Jangan mengeringkan sepatu pada panas yang ekstrim (misalnya di dekat tungku api atau pada terik sinar matahari).
  • Semirlah sepatu sewaktu-waktu dan olesi dengan semacam grease (minyak semir), agar kulitnya tetap lembut dan benangnya tidak cepat lapuk.

2. Kaos Kaki
Yang harus diperhatikan : kaos kaki harus menyerap keringat.

Kaos kaki berguna untuk :

  • Melindungi kulit kaki dari pergesekkan langsung dengan kulit sepatu atau bagian sepatu yang memungkinkan akan menimbulkan lecet / luka.
  • Menjaga agar telapak kaki tetap dapat bernafas
  • Menjaga agar kaki tetap hangat pada daerah-daerah dingin

Untuk keperluan di atas, bahan kaos kaki sebaiknya terbuat dari katun asli atau katun campuran wool atau bahan sintesis lainnya yang cukup baik. Kaos kaki yang kita bawa harus disesuaikan dengan kebutuhannya, misalnya : tebalnya, panjangnya dan jumlahnya, karena mungkin kita perlu memakai lebih dari satu pasang kaos kaki. Yang paling penting adalah kita harus selalu memakai kaos kaki kering. Dalam setiap perjalanan, dianjurkan untuk selalu membawa kaos kaki cadangan. Untuk perjalanan lama yang menempuh daerah dingin, sebaiknya menggunakan kaos kaki dua lapis, bagian dalam menggunakan kaos kaki dari bahan katun sedangkan bagian luar menggunakan kaos kaki dari bahan wool.

3. Celana jalan

  • Kuat dan lembut (tidak keras)
  • Ringan
  • Tidak mengganggu gerakan kaki, artinya jahitan cukup longgar
  • Praktis
  • Terbuat dari bahan yang menyekat keringat
  • Mudah kering, apabila basah tidak menambah berat

Untuk keperluan di atas, bahan celana sebaiknya terbuat dari katun yang cukup baik, tidak terlalu tebal, tahan duri dan mudah kering. Contoh yang terbaik untuk jenis ini adalah celana PDL (pakaian dinas lapangan) militer atau celana loreng tentara. Bahan dari jeans sangat tidak dianjurkan, karena selain berat dan kaku, juga susah kering apabila basah terkena hujan. Pilihlah celana yang memakai ritsluiting untuk mengurangi kemungkinan pacet masuk.

4. Pakaian Jalan

  • Melindungi tubuh dari kondisi sekitar
  • Kuat
  • Ringan
  • Tidak mengganggu pergerakkan
  • Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
  • Praktis
  • Mudah kering

Pada prinsipnya, pakaian jalan hampir sama dengan celana jalan, hanya yang perlu diperhatikan adalah saku-saku yang ada pada pakaian jalan, tidak mengganggu apabila diisi dan tertekan ransel. Bahannya sebaiknya memakai kain yang terbuat dari katun atau wool, bertangan panjang untuk melindungi kemungkinan tertusuk duri, sengatan matahari maupun binatang berbisa. Seringkali orang mempunyai pemikiran yang salah, misalnya untuk penyusuran pantai mereka memakai pakaian lengan pendek atau baju tanpa lengan, padahal itu tidak baik, karena sinar matahari akan langsung menyengat kulit, sehingga kulit menjadi rusak. Yang perlu diperhatikan lagi adalah pakaian yang kita kenakan harus selalu kering, terutama saat kita akan tidur, untuk itu sangat dianjurkan membawa pakaian cadangan.

5. Jas hujan / rain coat
Jas hujan yang paling ideal adalah yang tahan air dan angin, tetapi dapat mengeluarkan panas tubuh atau keringat, sehingga nyaman saat memakainya.

6. Topi Lapangan

  • Melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat duri
  • Melindungi bagian kepala dari curahan hujan, terutama kepala bagian belakang
  • Topi yang akan kita kenakan harus kuat dan tidak mudah sobek

Untuk keperluan di atas, terutama untuk medan gunung hutan sangat dianjurkan memakai topi rimba atau semacam topi jepang (yang menutup telinga dan leher). Topi rimba / topi jepang selain melindungi kepala kita dari kemungkinan cedera akibat duri, juga melindungi bagian belakang kepala kita dari curahan air hujan.
Memakai topi yang terlalu lebar sangat tidak dianjurkan, selain akan menghalangi gerak, juga kurang praktis. Topi jenis koboi cocok jika dipakai di padang rumput atau daerah yang tidak terlalu banyak semak.

7. Sarung Tangan

  • Sebaiknya terbuat dari kulit
  • Bentuknya sesuai dengan tangan kita
  • Tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan kita

Untuk medan gunung hutan, sarung tangan berguna melindungi tangan dari kemungkinan tertusuk duri dan dari cedera akibat terkena daun-daun yang berbahaya (daun pulus, dll) atau binatang-binatang kecil yang akan membuat tangan kita gatal. Sarung tangan wool dipilih untuk perlindungan pada cuaca dingin.

8. Ikat Pinggang


Pilihlah yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala tidak terlalu besar tetapi teguh, misalnya dari kulit yang tebal tapi lembut atau dari bahan sintetis lainnya. Kegunaan ikat pinggang selain untuk menjaga celana kita supaya tidak melorot, juga untuk mengaitkan alat-alat yang perlu cepat terjangkau seperti pisau, tempat air minum, tempat P3K, dll.

9. Ransel / Carrier / Rucksacks


  • Ringan, sejauh mungkin tidak merupakan tambahan beban yang berlebihan (bayangkan apabila berat ransel kosong kita 8 kg), terbuat dari bahan yang water proof, sehingga kalau hujan tidak bertambah berat, cukup melindungi isi ransel walaupun tetap harus diberikan perlindungan ekstra dengan cara menggunakan kantung-kantung plastik untuk melindungi perlengkapan peka, seperti pakaian tidur, alat tulis, makanan kering, dll.
  • Kuat, harus mampu membawa beban kita dengan aman, berdaya tahan tinggi, tidak mudah sobek, jahitannya tidak mudah lepas, zipper-nya kokoh, dll.
  • Sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan. Untuk medan gunung hutan, tidak dianjurkan memakai ransel dengan frame di luar, selain merepotkan juga menyulitkan kita apabila melewati semak-semak. Ransel dengan frame luar cocok digunakan pada medan-medan yang datar atau medan yang tidak banyak semak-semaknya (seperti salju, padang rumput atau pantai).
  • Nyaman dipakai, diajurkan memakai ransel yang ada frame-nya. Frame ini perlu agar berat beban merata keseluruhan keseimbangan tubuh, frame ini juga membuat nyaman karena adanya ventilasi antara punggung dengan ransel. Bagi ransel yang memakai frame di dalam (internal frame) mungkin perlu ditambahkan bahan yang menyerap keringat di bagian yang bersentuhan dengan punggung. Tali penyandang ransel harus kuat, cukup lebar dan empuk serta mudah di stel, juga ada tali pinggang (hip belt) untuk mengatur supaya ransel menempel dengan baik ke tubuh serta membantu pembagian berat keseimbangan.
  • Praktis, kantung-kantung tambahan atau pembagian ruangnya memudahkan kita mengambil barang-barang tertentu dan mudah di lepas. Sekarang ini banyak sekali jenis ransel dalam berbagai model, ukuran, bahan serta harga yang bervariasi di toko-toko. Ketelitian dalam memilih akan sangat menentukan. Harga yang mahal belum tentu menjamin ransel yang baik, untuk itu pilihlah ransel yang sesuai dengan kriteria di atas. Untuk jenis perjalanan tertentu, ada baiknya kita melengkapi ransel kita dengan kantong tambahan atau daypack, ini untuk memudahkan pergerakan terutama dalam perjalanan. Ketika sedang melakukan penelitian atau sering melakukan perpindahan tempat, daypack sangat membantu kita.

10. Kantung Tidur / Sleeping Bag

Pada malam hari, badan kita akan kehilangan panas tubuh lebih cepat dari panas yang dihasilkan, oleh sebab itu kita perlu dilindungi lapisan yang dapat menahan dingin dan mencegah panas tubuh keluar / hilang, salah satunya adalah dengan menggunakan sleeping bag / kantung tidur.

11. Matras / Alas Tidur

Sangat diperlukan supaya tubuh kita yang sudah terbungkus kantung tidur / sleeping bag, tidak langsung menyentuh tanah.

12. Peralatan Navigasi

Peralatan navigasi ini merupakan peralatan penting yang harus selalu kita bawa, diantaranya adalah : kompas, peta, penggaris segi tiga, busur derajat, pensil, dll.

13. Senter


Apabila kita kemalaman dalam perjalanan, maka senter sangat diperlukan sebagai alat penerangan, tetapi disarankan tidak melakukan perjalanan di malam hari, karena sangat berbahaya. Jangan lupa untuk membawa lampu dan batere cadangan.

14.Peluit

Diperlukan sebagai tanda apabila kita tersesat atau kehilangan arah.

15.Pisau

Pisau dan golok tebas merupakan alat bantu untuk keperluan menusuk, menyayat, memotong, melempar dan yang terpenting sebagai alat bantu untuk membuat api (memotong ranting, memotong kayu tipis-tipis, dll). Ada banyak pisau yang dibuat khusus untuk keperluan tertentu walaupun tetap dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Pisau adalah sahabat yang sangat baik dan berguna bagi pengembaraan. Karena itu pisau yang dibawa harus benar-benar cocok ukurannya, dapat dipercaya dan sesuai dengan keperluan kita.

PERLENGKAPAN TAMBAHAN

Perlengkapan ini walaupun bukan hal penting, namun ada baiknya juga kita membawanya untuk menambah kenyamanan dalam perjalanan kita.

  1. Putis, yaitu pembelat betis yang terbuat dari kain katun / wool. Para pengembara, pejalan kaki, tentara menggunakan putis ini untuk menjaga otot-otot betis agar tetap fit dalam melakukan perjalanan panjang.
  2. Gaiters (Sarung anti pacet), semacam sarung yang biasanya dibuat dari kain tipis, setinggi lutut sebelah atas, ujungnya bertali seperti sarung bantal. Banyak di pakai oleh pekerja kayu / perintis yang banyak melewati daerah rawa-rawa atau hutan basah yang banyak pacet / lintahnya. Sekarang ini sudah banyak gaiters yang di jual di toko-toko, tinggal kita pilih mana yang kita sukai sesuai dengan keuangan kita tentunya.
  3. Kelambu, untuk perjalanan yang banyak melewati rawa-rawa, ada baiknya apabila kita membekali diri kita dengan kelambu untuk menambah kenyamanan perjalanan kita.
  4. Kupluk (balaclava), untuk menambah nyenyak tidur dan terhindar dari gigitan serangga kecil. Untuk daerah dingin (gunung es) fungsinya menjadi penting guna melindungi muka dan telinga dari pengaruh cuaca dingin.
  5. Semir sepatu, terutama bagi pengguna / pemakai sepatu TNI, sebagai pemeliharaan supaya sepatu tetap lemas dan lentur. Tetapi semir sepatu ini bisa diganti dengan campuran minyak kelapa dan bawang merah.
  6. Ikat kepala / kacu segitiga / bandana, kegunaannya sangat banyak, diantaranya bisa untuk menghapus keringat, sebagai tutup kepala atau telinga, dan bisa juga untuk membalut.

Perlengkapan pribadi lainnya

  • Jarum, benang, kancing dan obat-obatan
  • Tali sepatu cadangan, semir sepatu (bagi sepatu TNI), tali tubuh (webbing)
  • Handuk, sikat gigi, sabun dan celana dalam
  • dll

Perlengkapan masak, terdiri dari :

  • Alat masak lapangan (nesting, dll)
  • Alat bantu makanan lainnya (sendok, garpu, dll)
  • Alat pembuat api (lilin, korek api, spirtus, dll)
  • Kantung air / tempat air

PERLENGKAPAN KHUSUS

1. CLIMBING (pemanjatan tebing) :

  • Tali statis / dinamis
  • Harness
  • Helm
  • Carabineers
  • Sling standar dan prusik sling
  • Chock
  • Piton
  • Ascendeur
  • dll

2. ORAD (olahraga arus deras) :

  • Perahu
  • Kano / kayak
  • Perahu karet
  • Dayung
  • Pelampung
  • Helm
  • Tali pengaman
  • Pompa
  • dll

3. CAVING (penelusuran gua) :

  • Helm
  • Headlamp / senter
  • Harness
  • Tangga baja / ladder
  • Sepatu karet
  • Carabineer
  • Ascendeur
  • dll

Sumber : EIGER Adventure Training & Education

READ MORE - Perlengkapan Perjalanan

Gunung, Pasak yang Mencengkram Bumi

"Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu," (QS. An-Nahl: 15)


Apa yang terpikir oleh kita saat melihat gunung? Gunung bisa jadi menjadi representasi pemandangan yang indah. Saking indahnya, setiap anak kecil - termasuk kita dulu pasti akan menggambar gunung ketika disuruh menggambar pemandangan.

Gunung juga menyimpan misteri tersendiri. Di dalamnya terdapat dapur magma yang siap keluar jika mendapat tekanan cukup. Hingga terjadilah letusan gunung yang bisa menimbulkan bencana yang menimbulkan korban jiwa.

Namun, apakah ketiadaan gunung akan menghilangkan bencana alam, dan menjadikannya lebih aman untuk dihuni? Fakta menunjukkan sebaliknya. Bumi yang rata akibat ketiadaan gunung ternyata justru akan menghancurkan segala yang ada.

Lapisan terluar bumi disebut kerak bumi, tempat kita sehari-hari berjalan dan membangun rumah dengan aman. Dan kerak bumi ternyata tidak diam alias bergerak di atas suatu lapisan lain yang dinamakan mantle (jaket), yang lebih padat dari kerak bumi. Jika tidak ada perangkat yang mengendalikan pergerakan kerak bumi ini, maka goncangan dan gempa terus-menerus akan terjadi di bumi. Dan bumi akan menjadi tempat yang benar-benar tak dapat dihuni.

Keberadaan gunung-gunung dan struktur perpanjangannya yang menghujam jauh ke dalam bumi berperan besar mengurangi pergerakan lapisan di bawah permukaan tanah, sehingga mencegah atau memperkecil goncangan yang diakibatkannya. Gunung terbentuk akibat pergerakan dan tubrukan antar lempengan raksasa yang membentuk lapisan kerak bumi. Ketika dua lempengan saling bertubrukan, salah satunya biasanya akan menerobos di bawah lempengan saling bertubrukan, salah satunya biasanya akan menerobos di bawah lempengan yang kedua. Lempengan kedua yang berada bagian atas terdorong ke atas sehingga membentuk punggung gunung. Pada saat bersamaan, lempengan yang berada di bawah terus menembus, menghujam ke bawah, dan membentuk perpanjangan yang jauh ke dalam bumi. Bagian ini sama besarnya dengan punggung gunung yang tampak menjulang tinggi di atas permukaan bumi. Gunung seolah tertancap dan mengakar kokoh pada bagian kerak bumi yang disebut mantle (jaket).

Dengan cara ini, gunung mencegah kerak bumi bergerak atau bergeser secara terus-menerus di atas lapisan magma atau di antara lapisan-lapisannya. Mungkin kita dapat menyamakan gunung sebagaimana paku atau pasak yang menancap dan mencengkeram lembaran-lembaran papan kayu dengan erat dan kokoh. Kerak bumi yang bersifat mudah bergerak ini diredam oleh gunung, sehingga mampu mencegah guncangan hingga batas tertentu.

Sumber : Majalah Ar-risalah, Edisi 79
READ MORE - Gunung, Pasak yang Mencengkram Bumi

TIPS PENGEPAKAN DALAM CARRIER

Menata barang dalam sebuah carrier merupakan suatu seni tersendiri pada setiap melakukan pendakian gunung.Pada saat packing secara tidak langsung melatih seorang pendaki untuk teratur dan rapi karena untuk menata barang dalam tas/carrier agar cukup, pas, mudah diambil dan mengetahui letak barang tersebut serta nyaman untuk dipakai.Selain itu dari sudut pandang pendaki lain keteraturan dalam packing merupakan suatu kondisi yang dapat membuat orang itu senang melihatnya.Berikut ini cara pengepakan barang dalam carrier namun perlu improvisasi karena tidak semua barang disebutkan disini.

  1. Carrier yang digunakan (sebaiknya) adalah jenis frame dengan bukaan tali atas (seperti guling) ukuran 60 liter keatas, dan tutup atas memiliki kantong.
  2. Semua barang dikelompokkan, dibungkus dengan plastik/kresek. Selain itu plastik berfungsi sebagai anti basah (water proof) ketika hujan atau air dalam tas bocor. Pakaian, makanan pokok, makanan kecil, dan sebagainya dibungkus rapi. Tempat makanan/wadah yang memiliki ruang di isi dengan makanan atau bahan bakar. Barang eletronik dan pecah belah, dilapisi kain atau disisipkan dalam pakaian
  3. Matras dilipat dua dan digulung lalu dimasukan dalam carrier dan mekarkan gulungan matras sehingga menjadi dinding di dalam tas.
  4. Lalu masukkan barang satu persatu, adapun menyusun barang sebagai berikut Barang besar dan ringan paling bawah seperti sleeping bags dan tenda/flying sheet,Diatasnya barang berat seperti tempat air, logistik (makanan, kompor, tabung gas, bahan bakar, dan sebagainya), Diatas barang tersebut pakaian dan makanan ringan,Paling atas ponco atau raincoat atau jaket (jaket dapat ditaruh bersama SB di bawah, jika ada ponco atau raincoat) dan Pada kantong kepala masukkan barang kecil seperti topi, slayer, binokuler, alat tulis, sarung tangan, makanan kecil, plastik/kresek, tissu, dan survival kit.
  5. Barang yang berukuran panjang seperti parang disisipkan berdiri dan dibungkus jika tidak memiliki sarung, barang kecil seperti lilin, baterai cadangan,tissu, gelas dan sebagainya disisipkan juga di bagian tepi (menempel matras).
  6. Tutup rapat tempat air minum dan bahan bakar cair dan dibungkus kresek, sebaiknya botol dalam keadaan penuh, jika memiliki udara dapat mengakibatkan tekanan dalam botol berubah-ubah dan akhir botol penyok dan bocor. Air umumnya lebih berat dibanding barang lain letakkan pada sisi punggung
  7. Usahakan semua barang dalam kondisi rapat (high tide), tidak ada ruang kosong terutama bagian tepi, isi sela-sela barang dengan barang kecil seperti makanan kecil atau kain (bukan pakaian). Jika perlu ditekan kebawah (dengan kaki) dengan hati-hati, dan sekali-sekali diangkat agar semua berat barang turun kebawah. Saat berkendaraan posisi carrier terkadang di tidak menentu kadang tidur, berdiri, miring atau ditumpuk dengan barang lain, dengan posisi barang dalam keadaan rapat maka tidak perlu khawatir jika ada yang barang yang rusak atau bocor.
  8. Jika masih ada sisa ruang diatas, isi dengan barang kelompok. Namun jika masih ada barang yang belum masuk, gunakan tas tambahan seperti daypack dan isi dengan barang yang ringan. Tukarkan barang dalam carrier yang ringan ke daypack sehingga semua yang berat dan besar berada dalam carrier sedang yang ringan dan sering digunakan masukkan dalam daypack.
  9. Carrier yang telah di isi dengan baik dapat dilihat dari bentuk dan posisinya, jika digerakkan cendrung seimbang tidak ada yang bergerak didalamnya dan jika didirikan tidak rebah karena gaya berat menuju kebawah.

Barang yang sering digunakan seperti peta, kompas, protaktor, botol kecil untuk minum di masukkan dalam kantong celana. Dan saat pendakian sebaiknya tangan bebas dari peralatan apapun kecuali jika menggunakan alat bantu seperti tongkat.

Pustaka :

Gegama.2007.Materi Dasar Kepecintaalaman Gegama.Yogyakarta : Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Geografi UGM

READ MORE - TIPS PENGEPAKAN DALAM CARRIER