Perjalanan itu akan terus berlangsung kawan, entah dimana jalan itu akan berakhir. Terkadang jejak itu terhapus angin yang membawa debu, terkadang oleh hujan yang menyegarkan. Hanya saja kita harus menentukan kapan waktu untuk berhenti dan kapan waktu untuk berdiri

Bukit Panderman

Jum’at 24 Desember 2010. Kali ini tujuan kami adalah Bukit Panderman yang terletak di Dusun Toyomerto, Desa Songgokerto, Kecamatan Batu, Malang. Mulanya kami berpikir untuk naik angkutan umum untuk menuju kesana, akan tetapi karena perjalanan malam kami takut tidak mendapat angkot maka kami putuskan untuk menggunakan sepeda motor saja.

Perjalanan dari Surabaya menuju kota Batu kami tempuh dalam jangka waktu 3 jam itupun sudah termasuk bonus beristirahat di jalan…hehehe…Setibanya dari pabrik Bentoel kota Batu kami menuju desa Pesanggrahan dan mampir dulu di rumah kerabat, perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam. Subhanallah, sampai di rumah kerabat kami di suguhi keakraban yang jarang sekali kami dapati. Segelas teh panas selamat datang semakin membuat kami relaks dan sejenak perbincangan dengan tuan rumah sambil sesekali mengecap kacang rebus yang tersedia semakin membuat kami mengerti tentang keakraban mereka. Tak selang berapa lama kami pun beranjak tidur agar besok, badan kami terasa segar dan siap menempuh perjalanan ke puncak Panderman.

Adzan Subuh berkumandang menggelitik di telinga. Kami pun bergegas menuju ke masjid sekitar untuk menunaikan kewajiban kami sebagai seorang muslim. Cuaca yang cukup dingin bisa tiga kali lipat dibanding Malang akan dirasakan ketika berada di lokasi ini. Selepas sholat Subuh kami bersiap dan bergegas menuju ke TKP. Sekitar pukul 05.30 WIB kami menuju Dusun Toyomerto, Desa Songgokerto, Kecamatan Batu, Malang. Satu jam perjalanan, akhirnya kami sampai di basecamp. Selepas memarkir motor di warga sekitar, waktunya untuk memenuhi kebutuhan perut kami.

Pukul 08.25 WIB, kami memulai ekspedisi dari desa yang mayoritas penduduknya peternak sapi perah ini. Perjalanan di mulai dengan jalan macadam dan setiap pengunjung masuknya tidak dikenakan biaya alias gratis.

Belum seperempat perjalanan kami bertemu suatu tempat yang tampaknya untuk menambang pasir dan kerikil. Wah…wah sedikit ngeri kalo lihat keadaan seperti ini tapi bagaimana lagi para penambang itu pun juga harus menghidupi keluarga mereka. Selanjutnya jalan air yang menggiring kami sampai menemukan satu-satunya sumber air yang berasal dari pipa yang sengaja dilubangi mungkin memang untuk keperluan minum atau kebutuhan lainnya.

Di tengah perjalanan, kami hampir saja tersesat yang harusnya kami ambil rute kiri arah bukit panderman tapi kami malah lurus arah gunung yang entah namanya saya sendiri kurang paham. Alhamdulillah kami diberitahu oleh pendaki lain dan para petani disana. Tak lama berjalan kami menemukan bumi perkemahan yang cukup luas, namanya “Pelataran Ombo”. Perjalanan kami lanjutkan, sesekali kami berhenti untuk mengatur nafas dan berjalan kembali. Untuk mencapai puncak bukit ini membutuhkan perjalanan sekitar 3-4 jam. Dan jika beruntung dapat menjumpai Monyet yang lucu-lucu yang terkadang akan membawa bekal anda.

Wisata ini sangat cocok untuk pendaki pemula. Selain jalannya yang tidak terlalu menanjak, sepanjang perjalanan pengunjung dapat melihat pemandangan indah dan melihat rindangnya pepohon pinus. Selain dari kalangan pendaki, juga orang-orang datang sekedar menghilangkan kepenatannya. Jika sudah berada dipuncak, pada malam hari para pengunjung dapat menikmati kerlap-kerlip kota Malang.

Setelah menunaikan shalat dhuhur dan menjamak qashar dengan shalat ashar, kami lanjutkan untuk turun. Akan tetapi jalan yang kami lalui merupakan jalur yang biasanya di aliri oleh air apalagi sepertinya kemarin malam tengah turun hujan jadi banyak dari kami yang jatuh terpeleset. Di tengah perjalanan, kami berhenti untuk makan dan tak lama hujan menerpa wajah-wajah kami. Hahaha…yang pastinya malah kelimpungan banget.

Sekitar pukul 17.00 WIB kami sampai di basecamp, lalu kami ambil motor yang kami titipkan ke warga sekitar dan melanjutkan perjalanan ke rumah kerabat untuk bersih diri. Pukul 21.00 WIB kami pulang menuju ke Surabaya bersama rasa kantuk, capek yang menyelimuti perjalanan kami sehingga kami pun harus banyak berhenti untuk istirahat. Alhamdulillah, tepat 02.00 WIB kami sampai di rumah dan tidur dengan pulas tanpa kekurangan satu apapun.

Label: edit post
0 Responses

Posting Komentar